Rabu, 16 Maret 2011

"Pemilu Itu Takhayul"

liputan: Pemilu sekarang Takhayul

Budayawan Emha Ainun Nadjib mengeluarkan statemen "mbeling" seputar pelaksanaan pemilu di Indonesia yang sekarang ini sedang riuh-riuhnya. DIa menyatakan kalau pemilu sekarang ini hanyalah takhayul.




"Pemilu sekarang hanya takhayul. Rakyat tidak tahu siapa sebenarnya yang mereka pilih. Takhayul itu kan, kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti.

Nah, rakyat sekarang kan disuruh memilih pemimpinnya, sementara pemimpin yang diharapkan itu sebenarnya tidak ada." ujarnya di sela acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB) di SMA 2 (Smada) Banjarmasin, kemarin.

Cak Nun -- begitu Emha biasa disapa -- menyampaikan hal itu ketika memberikan jawaban kepada seorang siswa yang sedikit melenceng dari tema sastra yang dibicarakan dalam acara SBSB itu. Waktu itu, seorang siswa bertanya seputar penulisan cerpen yang islami dan keyakinan sebagian orang beragama terhadap hal-hal yang takhayul.

Rupanya pertanyaan itu menggelitik Cak Nun juga untuk menanggapinya sehingga merembet seputar pelaksanaan pemilu. Dan pernyataan "Kiai Mbeling" tadi rupanya bikin penasaran sejumlah wartawan. Makanya, ketika acara SBSB selesai sekitar pukul 12.00, wartawan pun langsung memburunya. Dan Cak Nun tetap menyatakan menyebutkan bahwa rakyat Indonesia sekarang ini sedang merayakan takhayul.

"Lha iya, rakyat itu ikut pemilu tapi tidak tahu betul siapa yang akan dipilih. Orang NU sesungguhnya tidak mengerti siapa Gus Dur, dan orang Muhammadiyah tidak tahu betul siapa Amien Rais, begitu juga dengan siapa itu Akbar Tandjung, Mega, SBY dan yang lainnya." ujar Cak Nun.

Menurut Cak Nun, apapun nanti hasil pemilu tidak akan menghasilkan apa-apa, tidak akan membawa perubahan terhadap Indonesia. "Sebab semua parpol itu adalah takhayul, bid'ah. Mereka tiap hari tampil bertakhayul di televisi. Calon-calon pemimpin yang ditampilkan di koran-koranpun hanyalah mereka yang dianggap laku saja bagi media itu sendiri," ujarnya.

Karena itu Cak Nun juga menyatakan kalau calon-calon pemimpin (presiden) sekarang ini juga adalah takhayul. "Memang, Gus Dur, Amien, Mega, Akbar, SBY, semuanya bisa menjadi pemimpin, tapi tidak akan membawa kearah perubahan apapun terhadap Indonesia ke depan," katanya.

Bahkan Cak Nun mengatakan bahwa Mega itu tidak mengerti apa-apa. "Justru yang mengerti adalah Taufik (Taufik Kiemas)," ujarnya sambil tersenyum. Cak Nun juga memperkirakan kalau pendukung "mocong putih" (PDIP) akan berkurang hingga 20 persen.

Kalau semua calon presiden yang sekarang sedang bersaing tidak bisa diharapkan, lalu bagaimana nasib Indonesia? "Indonesia tetap saja ada. Sebab Indonesia tidak tergantung kepada pemimpinnya, tapi kepada rakyatnya sendiri," kata Cak Nun yang kemarin hadir bersama istrinya Novia Kolopaking.



fwd by Redaksi from Rakyat Merdeka, 24 Maret 2004

0 komentar:

Posting Komentar